Makassar | Penutupan Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Panakkukang 02 oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memicu gelombang persoalan baru. Ratusan siswa penerima manfaat terpaksa membawa bekal dari rumah, sementara para pekerja harian kehilangan sumber penghasilan.
Kebijakan ini dipicu oleh pembatasan anggaran Rp 6.500 per porsi yang dianggap bertentangan dengan arahan Presiden. Mitra Badan Gizi Nasional (BGN), H.M. Arifin Gassing, mengaku heran dengan penetapan angka tersebut. “Petunjuk Presiden jelas lebih besar dari itu. Mengapa harus Rp 6.500?” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Para pekerja dapur mengaku terpukul. Nurul Istiqomah, pencuci ompreng, kehilangan penghasilan sejak dapur ditutup. Herlina, anggota tim persiapan, juga bingung lantaran mendadak kehilangan pekerjaan. Bahkan juru masak turut menyayangkan penghentian mendadak yang membuat mereka tak memiliki kepastian.
Dunia pendidikan ikut terdampak. Kepala UPT SPF SD Negeri Tamamaung 1, Basora, menyebut sekitar 383 siswanya tidak lagi menerima MBG. Untuk sementara, pihak sekolah meminta murid membawa bekal dari rumah. Ia berharap distribusi dapat kembali berjalan lebih terarah. “Kalau datang kita terima, kalau tidak, mau bagaimana lagi,” katanya.
Penghentian program bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, Agustus lalu, penyaluran MBG juga sempat berhenti selama dua pekan. Kondisi serupa juga dialami SD Negeri Karuwisi 2. Kepala sekolah, Fatmasanra, menyebut penghentian dilakukan berdasarkan surat resmi BGN.
Langkah penghentian ini memicu sorotan DPRD Makassar. Anggota Fraksi PKS, Hartono, menilai keputusan tersebut menimbulkan keresahan masyarakat. Ia menegaskan program MBG tidak boleh dihentikan tanpa alasan transparan. “Rp 6.500 per porsi sangat rawan diselewengkan. Bahkan Rp 10 ribu pun kualitas gizinya bisa dipertanyakan,” sindirnya.
Sementara itu, Ombudsman RI Perwakilan Sulsel menegaskan masih menunggu data resmi, namun menekankan pentingnya transparansi agar program tidak merugikan siswa.
Upaya konfirmasi wartawan ke Kantor SPPG Panakkukang di Jalan AP Pettarani 2 Makassar tak mendapat respons. Telepon dan pesan singkat hingga berita ini diterbitkan tidak dijawab pihak terkait.
(Mhr)